Jakarta - Berstatus sebagai negara terbesar ketiga di dunia dalam hal penjualan sepeda motor membuat prinsipal Benelli tergugah untuk memperkuat merk mereka di pasar otomotif roda dua Tanah Air. Rencana untuk membangun pabrik gres telah dirancang dan tinggal menunggu waktu untuk direalisasikan.
"Kami berencana membangun sentra manufaktur gres di Indonesia, merancang sistem distribusi penjualan, menghadirkan image gres untuk konsumen Indonesia. Tujuannya, ingin makin banyak masyarakat Indonesia yang tahu, menikmati dan bekerja bersama untuk membangun Benelli,” terang Dongshao Guo, General Manager of Zhenjiang Qjiang Motorcycle Co., Ltd., di Bali, Sabtu (20/10).
Bentuk investasinya berupa peralihan sistem perakitan ke manufaktur. Ya, dikala ini BMI memang masih berupa pabrik perakitan yang menyusun motor dan mendistribusikannya ke konsumen domestik. Ke depannya, berganti manufaktur, beraktivitas sebagai produsen yang memproduksi banyak sparepart sendiri.
“Saat ini masih perakitan di Indonesia. Sampai sekarang, sudah tahun keenam semua motor Benelli CKD (completely knock down). Ini tengah proses perundingan untuk manufaktur, kami sedang mempersiapkan market survey dengan beberapa lembaga,” terang Steven Kentjana Putra, CEO PT BMI.
Lahan yang dikala ini mereka gunakan, berada di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Demi mengakomodir pabrik manufaktur, BMI siapkan lahan yang lebih besar. “Nanti kami cari tanah sendiri. Kamipun sudah bicara dengan prinsipal untuk mempersiapkan kemudahan welding, stamping, materialnya kan banyak di sini,” imbuh Steven.
Ia merasa perhatian prinsipal memang sangat besar bagi Indonesia. Hal itu dikarenakan banyak faktor. Utamanya fakta pasar yang memang sangat besar.
“Indonesia pasar ketiga terbesar motor dunia. Mereka mau jadikan ini base di Asia Tenggara. Kaprikornus menyerupai Malaysia, Vietnam, Thailand, cukup impor dari Indonesia, tak perlu impor dari Cina. Hal ini akan menciptakan perkembangan Benelli Indonesia tumbuh secara paralel, domestik naik, demikian pula ekspor,” terang Steven.
Salah satu taktik lain yang juga disiapkan untuk mengiringi perkembangan Benelli di Indonesia, memperkuat jaringan dan komunikasi dengan masyarakat.
“Outlet mau tak mau harus ditambah. Saat ini gres 28 se-Indonesia. Nantinya 100 di tahun depan. Barusan saja sudah tambah Palembang, Pontianak dan Purwokerto, berikutnya Lampung. Dan terkait dengan komunikasi, kami mulai rangkul bawah umur muda, kaum milenial untuk memperkenalkan jajaran motor Benelli,” terang Steven.
Pengaruh Iklim Politik
Ihwal jumlah investasi Benelli global, masih belum terang berapa totalnya dan akan digelontorkan dalam tempo berapa lama. Yang sudah terang, berdasarkan Steven di fase awal, ada aliran dana sekitar USD$ 50 juta.
“Awal untuk daerah lahan manufaktur 50 juta dolar. Ini masih ditahan sampai melihat situasi kondusif, kemungkinan sehabis pilpres gres diturunkan,” terang Steven.
Tentunya sebagai Agen Pemegang Merek di Indonesia, Steven terus menarik hati prinsipal supaya mempercayai investasi tersebut. “Saya yakinkan, Presiden Jokowi itu suka otomotif, hubungannya dengan Cina juga baik. Hal lain yang juga menciptakan mereka (prinsipal Benelli) percaya diri untuk berinvestasi yaitu keberhasilan Wuling dan DFSK. Khususnya Wuling, yang berani menanam USD$ 700 juta,” tutup Steven.
Pengadaan pabrik manufaktur memang kerap jadi kunci keberhasilan sebuah merek otomotif di Indonesia. Didukung dengan merk image yang diperkuat, tentakel aftersales pun diperlebar.
Belum ada Komentar untuk "Rencana Benneli Membangun Manufacturing Di Indonesia"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker