Kisah yang membingungkan, ditanya cinta dan tidaknya menjawab masih cinta, tapi sayangnya cinta itu hanya sebatas pelumas bibir saja, alasannya faktanya kau berselingkuh dengan yang lain dibalik pasanganmu.
Iya, ditanya masih cinta maka jawabannya “masih”. Heran, cinta macam apa yang bisa “membagi” cinta dengan yang lainnya?
Harusnya, jikalau benar masih cinta maka berusahalah setia, meski godaan untuk mendua seringkali menyapa hati. Khilaf? khilaf itu satu kali, jikalau dibiarkan rasa yang ada bergejolak maka artinya kau sengaja berkhianat.
Sangat miris sekali, kau yang mengaku cinta, tapi kesetiaan tidak punya, padahal jikalau sudah cinta maka berusahalah untuk setia, meski jalannya tidak mudah.
Semua pengakuanmu palsu, tapi sayangnya kau kadang tidak menyadari bahwa kau sedang berdrama di hadapan Allah.
Padahal, setiap dongeng pengkhianatan yang kau cipta, yang kau biarkan menghiasi hidupmu, merupakan jalan untuk menuju neraka-Nya.
Selingkuh, iya itulah predikat yang sempurna untuk lelaki yang tidak bertanggung jawab sepertimu. Kamu begitu cendekia bersilat pengecap dan berkata manis di hadapan pasanganmu, tapi dibelakangnya kau seakan menyiapkan racun untuknya.
Tapi sayangnya kenyataan yang ada memang berkata demikian, kau menyisakan luka dan luka yang amat dalam kepada ia yang sudah setia menghargai dan mencintaimu.
Karena jikalau memang kau tidak ada niatan untuk membunuhnya dari dalam, untuk apa kau mengasihi yang lain secara diam-diam?.
Harusnya jikalau kau tidak ada rasa lagi, tidak cinta lagi, dan tidak sayang lagi, maka beranilah berkata dengan baik dan jujur kepadanya.
Jangan menyeretnya kepada luka yang mendalam, sungguh kau yaitu seorang yang kejam dengan ketidak beranianmu dalam berkata jujur.
Iya, ditanya masih cinta maka jawabannya “masih”. Heran, cinta macam apa yang bisa “membagi” cinta dengan yang lainnya?
Harusnya, jikalau benar masih cinta maka berusahalah setia, meski godaan untuk mendua seringkali menyapa hati. Khilaf? khilaf itu satu kali, jikalau dibiarkan rasa yang ada bergejolak maka artinya kau sengaja berkhianat.
Mengaku Cinta, Tapi Kesetian Tidak Punya. Padahal Jika Sudah Cinta Maka Setialah!
Gampang sekali saat ditanya masih cinta kemudian berkata “iya masih”, padahal jikalau ratifikasi cintamu benar dan pasti, harusnya kau berjuang melawan gejolak nafsu yang seakan terhidang di depan mata.Sangat miris sekali, kau yang mengaku cinta, tapi kesetiaan tidak punya, padahal jikalau sudah cinta maka berusahalah untuk setia, meski jalannya tidak mudah.
Perasaan Macam Apa, yang Mampu “Membagi” Perasaan Dengan yang Lainnya?
Lantas bila kau mengaku masih ada perasaan, ada rasa cinta, kemudian perasaan macam apa yang bisa “membagi” perasaan dengan yang lainnya?Semua pengakuanmu palsu, tapi sayangnya kau kadang tidak menyadari bahwa kau sedang berdrama di hadapan Allah.
Padahal, setiap dongeng pengkhianatan yang kau cipta, yang kau biarkan menghiasi hidupmu, merupakan jalan untuk menuju neraka-Nya.
Sayang? Rasa Sayang Macam Apa yang Tega Menjadikan yang Pertama Menjadi yang Kedua
Katanya sayang, tapi rasa sayang macam apa yang tega mengakibatkan ia yang awalnya masih anggung menjadi yang pertama, tapi risikonya menjadi yang kedua.Selingkuh, iya itulah predikat yang sempurna untuk lelaki yang tidak bertanggung jawab sepertimu. Kamu begitu cendekia bersilat pengecap dan berkata manis di hadapan pasanganmu, tapi dibelakangnya kau seakan menyiapkan racun untuknya.
Kamu Berniat Membunuhnya Dari Dalam? Lantas Jika Tidak, Kenapa Mencintai yang Lain Diam-diam
Atau kau memang berniat membuanuhnya dari dalam? oh tidak tampaknya itu terlalu kejam untuk dituduhkan kepadamu.Tapi sayangnya kenyataan yang ada memang berkata demikian, kau menyisakan luka dan luka yang amat dalam kepada ia yang sudah setia menghargai dan mencintaimu.
Karena jikalau memang kau tidak ada niatan untuk membunuhnya dari dalam, untuk apa kau mengasihi yang lain secara diam-diam?.
Sekejam Itukah Jika Sudah Tidak Cinta? Kamu Mencapakkannya Walau Dengan Samar-samar
Lantas sekejam itukah kau jikalau sudah tidak cinta? kau mencapakkannya walau dengan sama-samar, sungguh yang demikian amatlah menyakitkan.Harusnya jikalau kau tidak ada rasa lagi, tidak cinta lagi, dan tidak sayang lagi, maka beranilah berkata dengan baik dan jujur kepadanya.
Jangan menyeretnya kepada luka yang mendalam, sungguh kau yaitu seorang yang kejam dengan ketidak beranianmu dalam berkata jujur.
Belum ada Komentar untuk "Cinta Macam Apa Yang Bisa “Membagi” Cinta Dengan Yang Lainnya?"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker