
Kemampuan Khansa melantunkan syair cukup dikagumi Rasulullah SAW. Ketika Adi bin Hatim memeluk Islam, ia menyampaikan kepada Nabi SAW, bahwa penyair paling ulung yaitu Amr al Qais, orang yang paling pemurah yaitu Hatim bin Sa’d dan penunggang kuda paling cendekia yaitu Amr bin Ma’dikarib. Tetapi Nabi SAW bersabda, “Wahai Ibnu Hatim, bukan mereka!! Penyair paling ulung yaitu Khansa binti Amr, orang yang paling pemurah yaitu Muhammad (Rasulullah SAW), dan orang yang paling cendekia menunggang kuda yaitu Ali bin Abu Thalib..!”
Sungguh penghargaan yang sangat tinggi terhadap Khansa, sebab ia ‘mensejajarkan’ namanya dengan nama ia sendiri dan Ali bin Abu Thalib.
Sejak keislamannya, Khansa tidak hanya bersemangat dalam melantunkan syair, tetapi ia terjun dalam beberapa medanpertempuran, baik saat bersama Rasulullah SAW ataupun sehabis ia wafat. Dengan syair-syairnya, ia membangkitkan dan memperabukan semangat para sahabat untuk terus berjuang menegakkan kalimat-kalimat Allah. Terkadang saat pasukan dilanda kelelahan dan kejenuhan, ia juga melantunkan syair-syairnya sehingga mereka kembali segar dan bersemangat
Ucapan-ucapannya tersebut dirangkaikannya dalam sebuah rangkaian syair yang sangat indah, dan amat membekas di hati putra-putranya sehingga semangat mereka begitu menggelora untuk segera terjun dalam pertempuran tersebut. Keesokan harinya, mereka berempat berjuang dengan perkasa melawan pasukan Persia. Mereka bertempur sambil membaca syair-syair ibunya, hingga jadinya satu persatu mereka menemui syahidnya.
Ketika informasi ini disampaikan kepada Khansa, sang ibu yang kehilangan empat putranya tersebut sama sekali tidak bersedih, justru ia bersyukur dan berkata, "Alhamdulillah, Segala Pujian hanya kepada Allah, yang telah memuliakan aku, dengan menimbulkan anak-anakku sebagai syuhada’. Semoga dengan syahidnya mereka, dosa-dosaku akan diampuni oleh Allah, dan saya berharap dengan rahmat-Nya, biar bisa dikumpulkan dengan mereka di surga-Nya."Setelah hidup menyendiri, Khansa tetap mengabdikan dirinya memperabukan semangat kaum muslimin dengan syair-syairnya. Umar sangat menghargai dan selalu memberi santunan kepada Khansa, sebagaimana dahulu Rasulullah SAW melakukannya. Tidak usang sehabis Utsman bin Affan menggantikan Umar, Khansa wafat di sebuah perkampungan Badui, yakni pada tahun 24 H.
Baca Juga: Kisah Shahabiyah Pemakan Hati Singa
Kisah Shahabiyah Kisah Teladan
Belum ada Komentar untuk "Kisah Khansa Binti Amr Ra"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker